Mengetahui Batas Kemampuan Kelembagaan Lokal
Beberapa kali berkesempatan sharing dan melakukan evaluasi terhadap Kelembagaan lokal. Berbagai macam kondisi kelembagaan lokal yang ada. Ibarat tanaman, ada yang sudah mulai menghasilkan tunas baru Ada yang tumbuh tapi layu, ada yang tumbuh mulai berbunga, tapi tidak sedikit yang koma.
Membentuk kelembagaan lokal itu mudah, tetapi menumbuhkannya agar kelak kelembagaan ini mampu mandiri, perlu proses yang serius. Yang sering dilakukan (paling tidak yang pernah kami datangi), semangat dalam menumbuhkan atau membangun kelembagaan lokal yang berbasis masyarakat kadang tidak sampai pada tahap kelembagaan itu tumbuh dan berkembang.
Salah satu tantangan bagi pegiat sosial adalah menginginkan kelembagaan ini tumbuh dengan cepat, biasanya hanya melihat sudah mulai untung/menghasilkan dari usaha, dan partisipasinya. Padahal unsur untuk mengatakan kelembagaan lokal minimal; jaringan kerjanya, ada usaha yang sustainable berbasis potensi yang mereka miliki, partisipasi dan rasa kepemilikan anggota dan sistemnya kelembagaan yang dibangun. Banyak kelembagaan lokal yang ‘ambyar’ hanya karena tidak memiliki sistem yg kuat, sejumlah aset dan dana dikuasai oleh pengurusnya saja. Atau pada waktu tertentu stagnan karena ketidakmampuan mengembangkan diri, dan lain sebagianya.
Jika kita menghendaki kelembagaan lokal yang kita dampingi ingin berlari, kita harus memiliki komitmen memastikan mereka memiliki kemampuan untuk itu. Tidak sedikit kelembagaan yang kami datangi diminta meningkatkan jangkauan pasarnya dan tentu disiapkan sejumlah dana, dituntut menambah anggota kelompok hingga lintas wilayah yang jarang mereka sambangi, dan lain sebagainya namun mereka dibiarkan terjun bebas dengan alasan agar berpengalaman. Jadi kita harus lakukan assessment secara berkala terhadap kelembagaan lokal yang sedang kita tumbuhkan, bertahap tapi terukur. Apakah pengurusnya memiliki visi misi cukup?, aturan yang mereka pahami dan dijalankan, bagaimana kemampuan SDMnya, komunikasinya, bagaimana tumbuh kembang usahanya, apa tantangan kedepan, dan masih banyak lagi yang harus dipastikan sebelum kita menyatakan kelembagan lokal yang kita dampingi harus dimandirikan.